Rabu, 28 Januari 2009

NASH = non alcoholic steatohepatitis

NASH = non alcoholic steatohepatitis = perlemakan hati non alkoholik .
NASH adalah perlemakan hati yang disertai radang dan kematian sel hati.


Penyebab NASH


  1. abnormalitas metabolik akibat kegemukan, dislipidemia dan diabetes

  2. Obat-obatan tertentu serta racun

  3. Pola hidup tidak sehat

NASH umumnya tidak bergejala. Namun, kadang-kadang pasien sering mengeluh nyeri di bagian pinggang, sehingga ia sering mengira sakit pinggang biasa. Meski tak bergejala, NASH dapat berkembang menjadi fibrosis (terbentuknya jaringan parut) hati yang berlanjut pada pengerasan hati bahkan kanker hati yang berlangsung lambat. Biasanya penderita akan mengeluhkan dengan gejala letih, lesu, dan penurunan berat badan bila penyakit telah lanjut.


NASH kini menjadi salah satu fokus penelitian para ahli penyakit hati dalam lima tahun terakhir, termasuk di Indonesia, mengingat prevalensi NASH di Indonesia khususnya Jakarta sebesar 30 persen.


Pengobatan NASH.Indonesia sudah menerapkan teknologi baru /radio frequency ablation/ (RFA) untuk mengatasi perlemakan hati yang dapat menyebabkan sirosis hati, tumor hati bahkan kanker hati, sejak Maret 2005 lalu.


Teknik RFA yang telah digunakan di Jepang, Eropa dan Amerika ini, membunuh kanker dengan pemanasan dan penghancuran sel kanker yang berasal dari gelombang elektromagnetik. Cara kerjanya, jarum tipis dimasukkan melalui kulit dan masuk ke tempat sasaran yaitu lemak-lemak yang memiliki potensi menjadi tumor atau kanker hati di bawah kendali komputer (/computed tomography/) atau ultrasound. Energi listrik dengan gelombang elektromagnetik dibawa melalui jarum ini (elektrode) untuk memanaskan dan menghancurkan tumor tersebut. Selama pengobatan RFA berlangsung, pasien di bawah pembiusan lokal. Terapi dilakukan sekitar 15 menit untuk satu tumor. Bagaimanapun banyaknya tumor, khususnya jaringan berdiameter 3-5 cm.


Keuntungan menggunakan terapi RFA - Pengobatan efektif untuk kanker atau tumor berdiameter 3-5 cm. - Prosedur minimal invasif tanpa goresan di kulit. - Tidak merusak jaringan sehat di luar tumor. - Risiko minimal pada pasien. - Dapat diulang jika muncul tumor kembali. - Sedikit atau tanpa nyeri setelah treatment dilakukan. - Teknik mudah dilakukan. - Tidak membutuhkan waktu lama berada di rumah sakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar